BULUKUMBA, INFOTANEWS.COM – Sejumlah petani di Desa Bontonyeleng dan Desa Pallambarae, Kecamatan Gantarang terancam gagal panen.
Hal tersebut disebabkan puluhan hektar sawah petani di dua desa itu mengalami kekeringan lantaran kesulitaan mendapat pasokan air.
Salah satu petani asal Bontonyeleng, Hammada Ashari mengaku khawatir nantinya gagal panen, karena sawahnya saat ini mulai kekurangan air.
“Kasihan tanaman padi kami kalau air saja tidak ada, alasanya karena irigasi di kerja, yang jadi masalah tidak ada pemberitahuan ke warga kalau mau dikerja,” ungkapnya.
Hammada menuturkan, jika sebelumnya sawah yang ditanami padi bisa panen normal. Dalam satu hektar mendapat gabah sebanyak 8 hingga 9 ton.
“Untuk tanam padi bulan ini jelas gagal panen, penyebabnya kekurangan air. Terlihat bahwa padi ada yang tumbuh sudah berbuah dan ada yang tidak tumbuh atau gabuk, kalau dikatakan gagal sebenarnya tidak hanyak kurang maksimal,” jelas Hammada dengan nada kecewa.
Hammada mengaku dengan panen kurang maksimal ia mengalami kerugian perhektar Rp4 juta dan diperkirakan mendapat gabah per hektarnya hanya 3 ton.
“Yang jelas dengan kondisi seperti ini kami gagal panen, dan diperkirakan kerugiannya per hektare sekitar Rp4 juta,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Muh.Ashar. Menurutnya sawah yang ditanam padi kering lantaran tidak ada aliran air ke sawah.
“Tanahnya hampir kering, kalau satu minggu lagi tidak ada air, mungkin tanaman padi ini mati,” kata Ashar.
Ashar mengharapkan pemerintah kabupaten melalui dinas terkait untuk memperhatikan sawah yang kekurangan air agar tidak gagal panen.
“Padi yang tumbuh ini sudah tidak normal, jadi kami sangat butuh bantuan pemerintah,” ungkapnya. (*)
Editor : Redaksi