BULUKUMBA, INFOTANEWS.COM – Dalam kunjungan kerjanya di Kabupaten Bulukumba, Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Hamidin melakukan silaturrahim dengan berbagai elemen masyarakat, mulai dari kepala desa, camat, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan para pejabat instansi vertikal di Hotel Agri, Selasa (19/2 /2019).
Pada silaturrahim tersebut Kapolda Irjen Hamidin yang didampingi Bupati AM Sukri Sappewali dan Kapolres AKBP Syamsu Ridwan tampil di depan audiens memaparkan laporan terkait situasi nasional maupun lokal Sulawesi Selatan termasuk kaitannya dengan suhu politik menjelang pesta Pemilu Serentak 2019.
Irjen Pol Hamidin mengaku bukan orang baru di Sulawesi Selatan, sebab ini pernah menjabat Kapolres di tiga kabupaten di Sulawesi Selatan. Ia mengibaratkan dirinya seperti pakaian cakar (bekas) yang banyak dijual di Makassar, tapi masih tetap menarik.
“Jadi seperti yang dikatakan sebelumnya oleh Bupati, saya ini barang baru stok lama,” ujar Irjen Pol Hamidin di awal sambutannya.
Sebelum memaparkan materinya lebih jauh, Irjen Pol Hamidin menceritakan kembali pengalamannya saat menjabat Kapolres Bantaeng, Kapolres Luwu Utara dan Kapolres Gowa. Saat menjabat di Kapolres Bantaeng, dia mendapatkan situasi masyarakat Bantaeng yang paling suka melakukan anarkisme massa.
“Mungkin bapak-ibu sekalian masih ingat juga, kalau ada perbuatan tercela di kampung itu, maka mereka menghakimi sendiri,” kenangnya.
Kapasitasnya sebagai Kapolres Bantaeng, maka dirinya ditugaskan untuk mendinginkan situasi. Cara mengatasinya, melakukan pendekatan dengan mendatangi satu persatu rumah tokoh masyarakatnya di wilayah tersebut. Pendekatan tersebut katanya efektif, hanya lima bulan menjabat, tidak ada lagi aksi massa yang terjadi setelah itu.
Dari Bantaeng, dirinya pun dipindahkan menjadi Kapolres Luwu Utara. Saat menjabat di wilayah tersebut, sering terjadi perampasan atau perampokan terhadap bus-bus trans Sulawesi. Katanya hampir tiap hari, utamanya pada malam hari, bus-bus yang lewat menjadi korban dan barang-barangnya dirampas.
Selain perampasan, di wilayah tersebut juga sering terjadi perang kampung dengan menggunakan Papporo (senjata rakitan), serta penyerobotan tanah. Kesemua masalah sosial tersebut, kata Irjen Hamidin dapat dia atasi dengan baik.
Irjen Pol Hamidin mengibaratkan dirinya sebagai pemadam kebakaran. Setelah dinilai mampu mengatasi masalah-masalah yang muncul di masyarakat di kedua kabupaten tersebut, lalu dia pun ditugaskan ke Kabupaten Gowa. Saat menjabat Kapolres Gowa, dia berada pada situasi pemilihan langsung kepala daerah untuk pertama kalinya pada tahun 2005.
“Saat itu terjadi unjuk rasa dimana-mana terkait pelaksanaan pilkada yang diikuti oleh tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati, sehingga saya harus jadi pemadam kebakaran lagi,” ungkap Irjen Pol Hamidin yang belum cukup sebulan menjabat Kapolda Sulawesi Selatan.
Sebagai prajurit, Irjen Pol Hamidin mengaku sangat komit dengan pekerjaannya. Di satu sisi dia harus bekerja secara humanis, namun di sisi lain dia harus memastikan penegakan hukum tetap berjalan.
Untuk menyelesaikan berbagai kasus dan persoalan yang muncul, pihak Kepolisian Republik Indonesia dan beberapa instansi terkait membentuk satuan tugas (Satgas). Satgas yang sudah terbentuk kata Irjen Pol Hamidin adalah Satgas Nusantara, tugasnya untuk meminimalisir isu-isu provokasi yang menggunakan isu SARA.
Adapun peran yang dilakukan satgas ini seperti melakukan cipta kondisi, menjadi cooling system, menjadi creator of inovation, serta menjaga persatuan dan kesatuan. Selain Satgas Nusantara, Irjen Pol Hamidin juga menyebutkan sudah terbentuk Satgas Pangan, dan Satgas Bansos.
Usai memaparkan materinya, Irjen Pol Hamidin membuka sesi tanya jawab yang dipandu oleh Bupati Bulukumba AM Sukri Sappewali. (*)
Editor : Redaksi